Bisnis kue pernikahan maupun ulang tahun masih jadi primadona. Tak heran jika tiap waktu selalu bermunculan pemain baru. Pemain lama terus bertahan, sementara mereka yang baru juga layak diberi kesempatan.

Lima anggota Ikatan Pengusaha Jasa dan Perlengkapan Pesta (Ikapesta), masing-masing Dian Mas Cake, Andalucia Cake, Joy Cakes and Candy, Jennifer Cake, dan Conetta Chocolate berbagi cerita seputar bisnis kue pernikahan.

Dian Mas Cake
Dian Mas Cake

Berbicara kue pernikahan di Semarang tidak bisa tidak menyertakan Dian Mas Cake. Lahir pada 1980, Dian Mas Cake telah bertahan hingga generasi kedua di bawah pimpinan Michael Suryana. Michael yang mulai memimpin per 2007 membuat Dian Mas Cake makin berkibar dengan inovasi-inovasi unik.

Michael mengungkapkan, tren wedding cake tahun ini berbentuk istana. Model ini cukup rumit lantaran bermodel tiga dimensi. Tapi bukan Dian Mas Cake jika tak bisa mewujudkannya. Sebelumnya, toko yang berada di Jalan Puri Anjasmoro C1/2 Semarang ini pernah menciptakan kue tart berlapis tahu, juga hanging wedding cake alias kue tart gantung.

”Ada pengalaman tak terlupakan bagi kami. Pernah ada konsumen yang turun temurun berlangganan Dian Mas Cake. Sejak sang anak berulang tahun pertama hingga ke-17 selalu memesan kue ulang tahun ke kami,” cerita Michael.

 

Andalucia Cake
Andalucia Cake

Pebisnis wedding cake yang tak kalah jadi legenda di Semarang adalah Andalucia Cake yang berlokasi di Jalan Ki Mangunsarkoro Kapuran 55B Semarang. Sang pendiri, Marijam mengaku punya strategi khusus dalam perjalanan Andalucia Cake selama 33 tahun ini. Sejak berdiri, ia konsisten menggunakan bahan-bahan yang sama. Jika toh harga bahan itu naik, Marijam justru memilih mengurangi keuntungan tokonya.

”Buat kami pembeli nomor satu. Apapun kehendak mereka, Andalucia selalu berusaha mewujudkannya. Salah satu caranya, kami mempersilakan pembeli mengecek kue pernikahan seminggu sebelum hari H. Mereka boleh berkomentar, mengkritik, lalu menyumbang saran,” jelas Marijam.

Yang menarik, Marijam bukan sekadar berbisnis tapi juga menjalin persaudaraan lewat Andalucia. Ia pun tak segan mendoakan sang klien agar setelahnya mendapat kehidupan berkah. ”Itu mengapa pernah ada klien yang bilang, ‘Saya memesan kue pernikahan di Andalucia Cake karena di sana ada doa’,” tutur Marijam.

Joy Cakes and Candy
Joy Cakes and Candy

Maria Angela Setiadi, pemilik Joy Cakes and Candy mengakui, pasar wedding cake di Semarang cukup baik. Terlebih adanya Ikapesta yang memudahkan promosi vendor-vendor pernikahan ke kalangan luas.

Mencoba Peluang

”Semula saya bikin dessert acara ulang tahun. Ada pula pernak-pernik cookies dan cupcake. Setelah melihat pasar kue pernikahan di Semarang cukup baik, saya mencoba peluang ini,” kata Angela yang mendirikan Joy Cakes and Candy pada Oktober 2013.

Toko kue yang terletak di Jalan Puri Anjasmoro EE1 No 16B Semarang tersebut bisa mewujudkan pesanan sesuai tema yang diinginkan si pemesan. Demi itu Angela mengaku selalu mengikuti tren. Ia pun tak ragu memberikan promo tertentu untuk menarik pelanggan. Promosi lewat media sosial pun tak lupa dilakukan demi menggandeng pelanggan lebih banyak.

 

Jennifer Cake
Jennifer Cake

Sementara itu, kecintaan pada seni mengkreasikan kue membuat Jennifer Alim mantap mendirikan Jennifer Cake sejak 2006 silam. Meski tergolong baru, toko yang berpusat di Jalan S Parman 68B Semarang itu telah diminati hingga pelanggan dari ibu kota. Jennifer mengaku tak menggunakan strategi promosi khusus. Selain melalui Ikapesta, Jennifer merasa usahanya banyak dikenal hanya dari promosi mulut ke mulut.

Kendati tidak memoles segi marketing secara serius, soal produksi Jennifer Cake berani diadu. Pasalnya, keinginan pelanggan dengan pelbagai detail yang tingkat kesulitannya tinggi tetap akan digarap baik oleh Jennifer Cake.

”Membuat kue display harus punya bakat seni dan keterampilan. Karena memang getol di bidang ini, saya pun menikmatinya. Lagipula bisa bikin kreasi yang bagus sehingga klien senang membuat kami juga ikut senang,” aku Jennifer.

Conetta Chocolate
Conetta Chocolate

Tak kalah terkenal dengan toko wedding cake, pemilik Conetta Chocolate Leni Anjani turut membagi kisah. Tak membiarkan peluang lari begitu saja. Begitulah Leni saat memutuskan mendirikan Conetta Chocolate. Pada 1998, ia yang tengah berlibur ke Jepang disuguhi fenomena coklat Valentine. Saat itu di Indonesia belum tren sehingga ia tertarik berbisnis itu.

18 tahun berjalan, Conetta Chocolate yang berlokasi di Jalan Pekunden Dalam 47 Semarang itu tak tergerus arus. Tidak jauh beda pebisnis lain, Leni berkeyakinan bahwa mengikuti mode adalah salah satu cara agar bertahan.

”Kami bisa berkreasi macam-macam sesuai keinginan pelanggan. Misal tahun ini tren kemasan bentuk buket, ya kami membuat buket coklat. Biasanya anak-anak muda membeli itu untuk hadiah wisuda atau ulang tahun,” pungkas Leni. (Sofie Dwi Rifayani-55)