Menyertakan foto pre-wedding di hari pernikahan bukan lagi hal asing. Malah, kebanyakan calon pengantin kini berlomba-lomba harus melakukan sesi foto pre-wedding agar bisa memajang hasilnya saat hari pernikahan.

Selain pose dan tema foto yang unik, foto pre-wedding juga bakal eye catching jika dibingkai dengan pigura yang tepat. Pemilik Pigura De Frame, Devin Tanujaya mengatakan, memilih pigura harus memperhatikan keluwesan piguranya. ”Orang yang menghargai karya biasanya tidak mau menggunakan bahan fiber, karena terkesan kaku. Mereka lebih memilih kayu karena lebih luwes dan elegan,” papar Devin.

De Frame
De Frame

Vendor yang terletak di Jalan Purwosari Raya 35 Semarang ini tidak sekadar menjual pigura, tapi juga melayani custom framing art, cetak foto, dekorasi dinding, suvenir, dan scrapbooking. Kaitannya dengan pernikahan, Pigura De Frame menyediakan pigura tiga dimensi untuk mahar dan pigura foto untuk dekorasi.

Pigura untuk dekorasi biasanya terpajang di pojok-pojok lokasi resepsi. Sembari antre untuk menyalami pengantin, tak jarang tamu undangan memperhatikan foto-foto di sudut, termasuk pigura yang membingkainya. Itu mengapa Devin menjelaskan bahwa kerapian pengerjaan pigura tersebut adalah hal penting. ”Selain itu ukuran juga perlu diperhatikan. Misal hendak memasangnya di ruangan yang besar, sebaiknya ukuran juga menyesuaikan,” tutur Devin.

Secara umum, tren pigura mengarah pada gaya tatanan interior rumah. Tahun ini misalnya, trennya simpel minimalis dengan perpaduan mat board. Mat board adalah karton tebal yang mengelilingi foto. Untuk warna, Devin menyebut sedang tren warna hitam, emas, dan silver. Juga, warna champagne, perpaduan silver dengan sedikit emas. ”Dalam perhiasan disebut rose gold,” jelas Devin.

Dengan pilihan warna beragam, Devin tidak menyarankan pigura warna putih, terutama jika untuk dipajang di dinding. Sebab, pigura sebaiknya berwarna kontras karena berfungsi sebagai pembingkai. Sedangkan dinding kebanyakan berwarna cerah sehingga pigura warna putih tidak akan membuat yang dibingkai terlihat lebih bernyawa.

Pemajangan foto pre-wedding di beberapa sudut tempat resepsi merupakan alat komunikasi bagi tuan rumah dan tamu undangan. Misal untuk memberitahukan identitas pengantin, biasanya terlihat dari foto prewedding dengan mengenakan seragam profesi. Bisa pula demi menegaskan kekompakan kedua mempelai, bahwa mereka memang pantas bersanding. Maka, tak ada salahnya ”menghidupkan” foto dengan memilih pigura yang tepat.

”Banyak orang belum pada tahap menghargai, jadi asal-asalan memilih pigura. Padahal, pada dasarnya yang dibingkai adalah barang yang dihargai, bukan sekadar asal membingkai,” pungkas Devin.

 

Sumber : SM